HUKUM SUAMI ISTERI MEMANGGIL DENGAN PANGGILAN UMMI & ABI
Sekarang ni macam trend pula kan.. Ok nak cakap dulu trend orang - orang bercinta sebelum berkahwin. Kemain ber papa mama bagai tapi sang Lekit tak pernah pula bergeli gelian dengan panggilan macam tu masa bercinta even ber abang ayang pun takde. Den akui den ni cuma manusia yang happening, talkactive, gila - gila, suka berjenaka tapi kurang romantik. Dalam sikap yang mudah mesra & ramah tamah ni ramai yang tak tahu Sang lekit ni sebenarnya pemalu yang orang tak nampak. Tapi en hubby.. sebab dah jadi hubby maka dia tahu la sifat malu yang orang lain takkan nampak dalam diri Sang Lekit ni.
Berbalik pada topik yang sang lekit nak kopek ni.. sebenarnya dah seminggu Sang Lekit terbaca pasal isu ni cuma terlupa pula nak kongsikan di blog. Mungkin ada blogger yang sudah pun terbaca pasal topik ni tapi bagi yang masih tak tahu jom ikuti kopekan Sang Lekit ni.
Di sebagian keluarga yang dianggap islami di masyarakat kita terdapat kebiasaan yang dianggap sebagai trend keluarga islami yaitu suami memanggil isterinya dengan panggilan ummi (yang artinya ibuku) dan sebaliknya isteri memanggil suaminya dengan panggilan abi (yang artinya ayahku). Yang patut kita renungkan, benarkah hal ini adalah suatu hal yang islami?
Penulis kitab ar Raudh al Murbi’, sebuah buku fiqh mazhab Hambali mengatakan:
ويكره نداء أحد الزوجين الآخر بما يختص بذي رحم محرم كأبي وأمي
“Dan makruh hukumnya jika salah seorang dari suami atau isteri memanggil pasangannya dengan panggilan yang hanya digunakan untuk memanggil kerabat yang masih mahram semisal abi atau ummi”.
Sedangkan di Hasyiah ar Raudh al Murbi’ dijelaskan sebagai berikut:
لخبر: أن رجلا قال لامرأته يا أختي، فقال – صلى الله عليه وسلم – «أختك هي؟» رواه أبو داود، فكره ذلك، ونهى عنه،
“Dimakruhkannya hal di atas karena beberapa alasan: Yang Pertama, terdapat dalam sebuah hadits bahwa ada seorang suami yang memanggil isterinya “Wahai ukhti!”. Mendengar hal tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah dia memang saudarimu?!”. Nabi Saw membenci hal tersebut dan melarangnya. (HR Abu Daud no 2210 dan 2211 namun al Albani menilainya sebagai hadits yang lemah).
ولأنه لفظ يشبه لفظ الظهار،
Kedua, kata-kata tersebut menyerupai kata-kata zhihar (mengatakan pada istri: Engkau seperti punggung ibuku)
ولا تحرم به، ولا يثبت به حكم الظهار، لأنه ليس بصريح فيه، ولا نواه فلا يثبت به التحريم، وجاء أن الخليل قال: إنها أختي، ولم يعد ظهارا.
Namun menggunakan kata-kata di atas tidaklah sampai derajat haram dan tidak menyebabkan terjadinya zhihar karena dua alasan.
Pertama, kata-kata tersebut bukanlah kata-kata yang tegas menunjukkan makna zhihar dan orang yang mengucapkannya juga tidak meniatkan zhihar dengan kata-kata tersebut. Oleh karena itu hukumnya tidak haram.
Kedua, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Ibrahim al Khalil berkata mengenai isterinya, “Dia adalah ukhti” dan tidak dinilai sebagai zhihar”.
Kutipan di atas bisa dibaca di kitab Hasyiah ar Raudh al Murbi’ jilid 7 hal 8 karya Syeikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim al ‘Ashimi an Nadi cetakan pertama tahun 1397 H, tanpa penerbit.
Sedangkan ar Raudh al Murbi’ adalah buku karya Manshur bin Yunus bin Idris al Bahuti, seorang ulama mazhab Hambali yang meninggal pada tahun 1051H.
Rujukan : Bolehkah Memanggil Istri dengan Ummi?
Rujukan ni terpaksa Sang Lekit copy paste jer tanpa olahan sebabnya takut tersilap kata akan mengundang salah faham. Dengan perkongsian ilmu yang seciput ni moga dapat memberi manafaat pada yang membaca.
P/S : Kalau sang lekit & hubby kitorang memang takde berabang ayang.. cuma sayang jer.. Dua2 panggil sayang. Senang cerita, so takde la masalah. Korang la panggil hubby or wife dengan panggilan macam mana ekk??
21 Komen Melekat:
KOMEN BAIK2.JANGAN MENCARUT NANTI KENA CUBIT.
Anda bertanggungjawab pada setiap komen anda. Admin blog tidak bertanggungjawab atas setiap komen yang anda tuliskan di sini